Rabu, 16 Januari 2013

Ekonomi Indonesia Pasca-Sri Mulyani

 
Pesimisme bukan kata yang tepat untuk Indonesia saat ini, dan tentu ada alasan untuk itu.Pertumbuhan ekonomi dalam triwulan pertama 2010 mencapai 5,7 persen, setelah sepanjang tahun 2009 mencapai 4,5 persen. Inflasi relatif terkendali, arus modal masuk mulai mengalir dengan cepat. Banyak tanda optimisme terhadap ekonomi Indonesia.
Para pengusaha luar negeri yang saya temui di dalam berbagai kesempatan juga memiliki rasa optimisme yang sama. Ke depan kita memiliki potensi yang luar biasa. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia pada tahun 2025 akan membuat negara ini menjadi salah satu negara dengan rasio ketergantungan yang relatif rendah di Asia. Implikasinya, produktivitas akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi akan bisa dipacu lebih cepat.
Selain itu, Indonesia memiliki energi dan komoditas perkebunan dan pertanian. Itu berarti kita memiliki potensi untuk terus berkembang sebagai pemain ekonomi yang penting di masa depan. Dan ini bukan sekadar gede rasa kita saja, karena beberapa lembaga investasi asing pun mulai bicara mengenai Indonesia bagian dari BRIIC (Brasil, Rusia, India, Indonesia, China) dengan dua ”I”. Bahkan beberapa laporan ekonomi mengenai Indonesia sudah mulai bicara mengenai Chindonesia yang merupakan kependekan dari China dan Indonesia sebagai negara tujuan investasi. Risiko relatif yang lebih kecil dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Thailand—yang masih berkutat dengan politik dalam negerinya— membuat Indonesia menarik untuk tujuan investasi.
Kecemasan
Di tengah gambaran positif ini, tiba-tiba kita dikejutkan oleh pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang diminta menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Tentu ini sebuah kehormatan bagi Indonesia. Akan tetapi, di sisi lain, kepergian Sri Mulyani meninggalkan banyak pertanyaan dan kecemasan, apakah ekonomi Indonesia akan terpukul karena ini?
Potensi yang kita punya dan perbaikan ekonomi yang telah kita capai sebenarnya cukup memberikan pesan bahwa pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani tak akan membuat Indonesia menjadi terpuruk atau kiamat. Sri Mulyani telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Legacy (warisan) Menteri Keuangan kelas dunia seperti Sri Mulyani, yang telah berhasil menjaga stabilitas ekonomi makro kita, menjaga stabilitas fiskal Indonesia dan mampu meminimalkan dampak krisis global terhadap ekonomi Indonesia, harus dilanjutkan. Selain itu, reformasi birokrasi yang dilakukan, integritas yang tinggi, dan sikap pemerintah yang menjamin equal treatment terhadap pelaku ekonomi akan menjadi modal kita ke depan.
Namun, untuk mencapai mimpi-mimpi itu, ada banyak hal yang harus kita lakukan. Ke depan kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan diri kepada pemerintah karena kapasitas dan keuangan pemerintah juga terbatas. Di sini peran dari pengusaha, baik di tingkat nasional dan utamanya di tingkat lokal menjadi amat berperan. Desentralisasi ekonomi telah membuat peran pengusaha di daerah menjadi amat penting.
Sayangnya, dunia usaha masih menghadapi problem iklim usaha yang mengganggu, kapasitas infrastruktur yang buruk, yang membuat Indonesia sulit bersaing dalam konteks ekonomi global. Perlindungan sosial bagi 14 persen penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan perlu mendapat perhatian. Selain itu juga dibutuhkan keberpihakan untuk mendorong pengusaha nasional bisa berkiprah. Namun, di sisi lain, pengusaha juga tak bisa terus-menerus mengeluh dan menjadi professional complainer atau pengeluh profesional.
Pengusaha justru punya peran dan tanggung jawab yang besar untuk memperbaiki situasi ekonomi Indonesia. Ada sesuatu yang lebih jauh daripada sekadar mencari untung: menjaga etika di dalam berusaha. Menjamin adanya equal treatment, dengan menghindarkan diri dari konflik kepentingan. Di sinilah warisan Sri Mulyani yang menjaga semua hal itu harus dilanjutkan.
Pengusaha harus menjadi mitra independen pemerintah. Itu sebabnya, kunci bagi upaya mencapai angan-angan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi di masa depan adalah kepastian usaha, dukungan infrastruktur, perlindungan sosial, dan keberpihakan serta etika dalam berusaha.
Dengan ini pengusaha Indonesia tak akan canggung mengha- dapi globalisasi bahkan melakukan ekspansi usahanya. Dengan itu kita tak lagi hanya berkutat bagaimana menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tetapi juga menjadi pelaku ekonomi yang disegani dalam pentas global.

Ekonomi Mikro dan Makro


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
  • Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  • Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi

Lembaga Keuangan Bukan Bank

Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan.

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.

Investasi dan Pelaku Pasar Modal 

Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan.


Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir(2001 : 183-189) :

1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :
a. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan
    digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
b. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
c. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari
    pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.
2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
a. Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa
    bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
b. Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki
    maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
c. Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi,
    pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat
    menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

3 Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :

 

a. Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi 
    sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
b. Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, 
    yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor).